#adslayoutleft { position:fixed; top:10px; margin-left :335px; float:left; z-index:10; } #adslayoutleft .iklankiri { float:right; clear:both; } #adslayoutleftright { float:right; position:fixed; top:10px; margin-left:-800px; z-index:10; } #adslayoutleftright.iklankanan { float:left; clear:both; }

Monday 23 April 2012

anatomi

ANATOMI BATANG Batang merupakan salah satu organ tama tumbuhan yang berfungsi sebagai jalan transportasi air dan zat-zat terlarut. Secara anatomi jaringan pada batang dapat dibagi manjadi tiga bagian yaitu jaringan dermal, jarinan dasar, dan jaringan pembuluh, epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel dan sering kali memiliki stomata dan trikoma. Sel-sel epidermis ini mampu melebar kearah tangensial dan mampu bermitosis, dan sifat epidermis ini sangat penting untuk merespon apabila menjadi tekanan sebagai akibat pertumbuhan sekunder, pada batnag yang telah mengalami pertumbuhan sekunder stomata dapat hilang dan digantikan oleh litensialdan litensial merupakan pori yang menghubng ruang antar sel dalam tumbuhan dan luar tumbuhandan epidermis pun digantikan oleh periderm. Jaringan pembuluh berkembang dari prokambium yang dapat berpisah satu sama laim atau membentuk silinder prokambium, jaringan prokambium ini berdiferensiasi membentuk floem dan xylem primer, sehingga terrbentuklah berkas-berkas ikatan pembulhu atau silinder pembuluh. Xylem terbentuk secara exarch dan floem terbentuk secara endarch. Struktur Anatomi Batang Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata, sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan floem tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut. Xilem dan floem tersusun melingkar pada tumbuhan dikotil dan tersebar pada tumbuhan monokotil. Pada ujung batang terdapat tunas yang belum berkembang yang disebut tunas ujung. Selain itu dijumpai juga tunas aksilar/tunas lateral/tunas samping yang terdapat di ketiak daun, tunas ini biasanya dorman. Pada banyak tumbuhan, tunas ujung menghasilkan auksin yang dapat menghambat pertumbuhan tunas aksilar. Fenomena ini disebut dengan dominansi apikal yang merupakan suatu adaptasi yang dapat meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk memperoleh cahaya. Hal ini sangat penting apabila kerapatan vegetasi di suatu tempat tinggi. Pembentukan cabang juga penting untuk meningkatkan sistem tajuk, pada kondisi tertentu tunas-tunas aksilar akan mulai tumbuh. Beberapa dari tunas tersebut kemudian berkembang menjadi cabang-cabang yang menghasilkan bunga dan yang lainnya berkembang menjadi cabang non reproduktif, lengkap dengan tunas ujung, daun-daun dan tunas aksilar. Monokotil mencakup sekitar 40 famili denagn sekitar 50.000 spesies. Beberapa anggota monokotil berupa pohon ( misalnya kelapa), namun kebanyakan adalah herba semusim atau tahunan. Cirri utama tumbuhan monokotil adalah memiliki kotiledon tunggal atau daun lembaga tunggal. Batang bagian atas tidak bercabang atau bercabang sedikit, dan biasanya daunnya berpelaepah. Daunnya berupa daun tunggal, kecuali pada palma (kelapa, palem). Tulang daun umumnya sejajar. Jaringan pembuluh ( xilem dan floem ) pada batang dan akar tersusun tersebar, dan tidak berkambium. Bunga monokotil memiliki bagian0bagian denagn kelipatan 3 sepal, 3 petal, 6 stamen, 3 karpel. Pada umumnya bunga tidak beraturan bentuk dan warnanya tidak mencolok. Struktur Anatomi dari Batang adalah: a. Epidermis b. Korteks c. Endodermis d. Silinder Pusat/Stele Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut : 1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf. 2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun. 3. Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop) 4. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas. 5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil. 6. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya. 1. Batang Dikotil Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam : a. Epidermis Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus. b. Korteks Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim. c. Endodermis Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae. d. Stele/ Silinder Pusat Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar. Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang. Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun. 2. Batang Monokotil Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp). ANATOMI BUAH Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati. Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi. Pembentukan buah Urutan perkembangan sejenis buah persik, Prunus persica, mulai dari kuncup bunga di awal musim dingin hingga masaknya buah di pertengahan musim panas, lebih dari 7½ bulan kemudian. Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya. Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium) Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya menjadi penting untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami bagaimana suatu macam buah terbentuk. ANATOMI BUNGA Bunga Merupakan alat reproduksi pd angiospermae. Bunga atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik) Fungsi bunga Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji. Bagian-bagian bunga sempurna. 1. Bunga sempurna, 2. Kepala putik (stigma), 3. Tangkai putik (stilus), 4. Tangkai sari (filament, bagian dari benang sari), 5. Sumbu bunga (axis), 6. artikulasi, 7. Tangkai bunga (pedicel), 8. Kelenjar nektar, 9. Benang sari (stamen), 10. Bakal buah (ovum), 11. Bakal biji (ovulum), 12. Serbuk sari (pollen), 13. Kepala sari (anther), 14. Perhiasan bunga (periantheum), 15. Mahkota bunga (corolla), 16. Kelopak bunga (calyx) Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut: a. Kelopak bunga atau calyx; b. Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan; c. Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria) berupa benang sari; d. Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa putik. Organ-organ yang berlainan dalam tumbuhan berbunga menghasilkan dua jenis spora pembiakan, iaitu debunga (spora jantan) dan ovul (spora betina). Bagaimanapun, kedua-dua jenis spora ini berada bersama-sama dalam strobilus (iaitu sekumpulan sporofil yang kelihatan seakan-akan kon) bisporangiat (terdiri daripada mikrosporofil dan megasporofil) yang merupakan bunga yang tipikal. Bunga dianggap sebagai tangkai terubah suai (Eames, 1961). Buku-buku pada ruas yang pendek menghasilkan struktur-struktur yang dapat diubah suai untuk menjadi daun. Pada dasarnya, sebuah struktur bunga terbentuk pada tunas terubah suai atau paksi yang mempunyai meristem apeks yang tidak bertumbuh secara berterusan. Tangkai digelarkan pedikel, dan hujungnya mempunyai torus atau pudung. Bahagian-bahagian bunga diatur dalam bentuk sepusar di sekeliling torus. Terdapat empat bahagian atau sepusar yang utama (bermula daripada bawah bungga atau buku terendah naik ke atas) seperti berikut: • kaliks – merupakan sepusar sepal yang luar; biasanya, ini berwarna hijau, tetapi kelihatan seolah-olah kelopak dalam sebilangan spesies; • korola – merupakan sepusar kelopak; biasanya nipis, lembut dan berwarna-warni untuk menarik serangga supaya dapat membantu proses pendebungan. • androesium (daripada bahasa Greek andros oikia: rumah lelaki) – terdiri daripada satu atau dua sepusar stamen, dengan setiap stamen merupakan sebatang filamen yang mempunyai anter pada hujungnya untuk menghasilkan debunga. Debunga mengandungi gamet jantan. - ginesium (daripada bahasa Greek gynaikos oikia: rumah perempuan) – terdiri daripada satu atau lebih pistil. Karpel ialah organ pembiakan betina yang mengandungi ovari serta ovul-ovul yang mengandungi gamet betina. Sebatang pistil mungkin terdiri daripada satu karpel yang tunggal atau sebilangan karpel yang digabungkan bersama-sama untuk menjadikan satu pistil bagi setiap bunga (bunga yang sebegini digelarkan apokarpa). Stigma, iaitu bahagian hujung pistil yang lekit, ialah penerima debunga. Stil, iaitu tangkai yang menyangga stigma, menjadi laluan untuk penumbuhan tiub debunga dari butir-butir debunga yang terlekat pada stigma ke ovul, dan membawa bahan-bahan pembiakan. Penyimpangan daripada pelan struktur yang tipikal Walaupun struktur bunga yang dihujahkan diatas dianggap sebagai pelan struktur yang "tipikal", spesies-spesies tumbuhan menunjukkan kepelbagaiaan pengubahsuaian yang luas daripada pelan ini. Pengubahsuaian-pengubahsuaian ini adalah penting dalam evolusi tumbuhan berbunga dan digunakan oleh ahli-ahli botani untuk mengasaskan hubungan antara spesies-spesies tumbuhan. Umpamanya, kedua-dua subkelas tumbuhan berbunga dapat dibezakan melalui bilangan organ bunga dalam setiap sepusar: dikotiledon biasanya mempunyai 4 atau 5 organ (atau angka kandungan 4 atau 5) dalam setiap sepusar, dan monokotiledon mempunyai tiga atau angka kandungan tiga. Sebatang pistil majmuk mungkin mempunyai hanya dua karpel, ataupun langsung tidak mempunyai kaitan dengan generalisasi monokot dan dikot yang dihuraikan di atas. Dalam kebanyakan spesies, bunga-bunganya mempunyai kedua-dua pistil dan stamen seperti yang diperihalkan di atas. Bunga-bunga ini ditakrif oleh ahli-ahli botani sebagai sempurna, dwiseksual, atau hermafrodit. Bagaimanapun, dalam sebilangan spesies tumbuhan, bunganya tidak sempurna atau uniseks, iaitu mempunyai hanya bahagian jantan (stamen) atau betina (pistil). Dalam kes tersebut di mana sebuah tumbuhan adalah jantan atau betina, spesies itu dianggap sebagai tumbuhan diesisme. Bagaimanapun, jika bunga jantan dan bunga betina bertumbuh dalam tumbuhan yang sama, spesies itu dianggap sebagai tumbuhan monesisme. Sebilangan bunga mempunyai kedua-dua stamen dan pistil yang berupaya untuk penswasenyawaan. Sifat ini meningkatkan kemungkinan untuk menghasilkan biji tetapi mengehadkan kelainan genetik. Kes penswasenyawaan yang keterlaluan terjadi dalam bunga-bunga yang selalu mensenyawakan sendiri, seperti bunga dandelion. Sebaliknya, banyak spesies tumbuhan mempunyai jara untuk menghalangkan penswasenyawaan. Bunga jantan dan bunga betina dalam tumbuhan yang sama tidak akan muncul pada masa yang sama, atau debunga daripada pokok yang sama tidak berupaya mempersenyawakan ovul-ovulnya. Jenis bunga-bunga terakhir ini yang mempunyai penyekat kimia untuk debunga sendiri dirujuk sebagai "mandul sendiri" atau "tak serasi sendiri" (sila lihat: Keseksualan tumbuhan). Perbincangan tambahan tentang pengubahsuaian bunga daripada pelan asas diberikan dalam rencana-rencana bagi setiap bahagian asas bunga. Bagi spesies-spesies yang mempunyai lebih daripada satu bunga pada paksinya, koleksi bunga itu diistilahkan sebagai infloresen. Dari segi ini, perhatian mesti diambil untuk mempertimbangkan apakah itu "bunga". Umpamanya dalam istilah botani, sekuntum bunga daisi atau bunga matahari yang tunggal tidak dianggap sebagai sekuntum bunga, tetapi sebaliknya, sebagai kepala bunga — satu infloresen terdiri daripada banyak bunga yang kecil (kekadang digelarkan "floret"). Rumus bunga Rumus bunga ialah cara untuk melambangkan struktur bunga melalui huruf, angka dan simbol yang khusus. Biasanya, rumus am digunakan untuk mewakili struktur bunga untuk sesuatu famili tumbuhan, dan bukannya untuk sesuatu spesies yang khusus. Perlambangan yang berikut telah digunakan: Ca = kaliks (sepusar sepal; umpamanya Ca5 = 5 sepal) Co = korola (sepusar kelopak; umpamanya Co3(x) = bilangan kelopak dalam angka kandungan tiga) Z = ditambahkan untuk bunga zigomorfi (umpamanya CoZ6 = zigomorfi dengan 6 kelopak) A = androesium (sepusar stamen; umpamanya A∞ = banyak stamen) G = ginesium (karpel, umpamanya G1 = bermonokarpel) x - untuk mewakili "nombor boleh ubah" ∞ - untuk mewakili "banyak" Rumus bunga akan kelihatan seperti berikut: Ca5Co5A10 - ∞G1 Daftar pustaka Eames, A. J. 1961. Morphology of the Angiosperms. McGraw-Hill Book Co., New York. www.wikipedia.com www.anatomi batang.com www.anatomi buah.com www.anatomi bunga.com

No comments:

Post a Comment